Perang Rusia, Badan Energi Internasional Gelontorkan 60 juta Barrel Minyak Mentah Cadangan Strategis

FRANKFURT — Sebanyak 31 negara anggota Badan Energi Internasional atau IEA ala Selasa (1/3/2022) kemarin sepakat melepaskan 60 juta barel minyak dalam cadangan strategis mereka, dimana setengahnya dalam Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir melalui Associated Press, Rabu (2/3), hal ini dilakukan untuk mengirim pesan yang kompeten ke pasar minyak bahwa pasokan akan minyak mentah tidak akan berkurang setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Dewan IEA yang berbasis di Paris, Prancis melahirkan keputusan atas pertemuan luar biasa para menteri energi yang dipimpin karena Menteri Energi AS Jennifer Granholm.
Gronholm mengatakan dempet dalam sebuah pernyataan, Presiden AS Joe Biden menyetujui komitmen 30 juta barel maka Amerika Serikat maka siap mengambil tindakan tambahan jika diperlukan.
“Keputusan kelompok terhormat mencerminkan komitmen bersama kami akan mengatasi gangguan pasar dengan pasokan signifikan terkait dengan perang Presiden Putin terhadap Ukraina,” kata Granholm.
Rusia memainkan peran gendut dalam pasar energi global bagai prokartonen minyak tergendut ketiga. Ekspornya 5 juta barel minyak mentah per hari atau sekitar 12 persen dari perdagangan minyak global.
Sekitar 60 persen minyak mentah Rusia pergi ke Eropa dengan 20 persen lainnya ke China.
Sehabis ini, sanksi AS dan Eropa tidak melarang ekspor minyak atau gas, dan telah memasukkan pengecualian akan transaksi pembayaran minyak dan gas.
Para pemimpin Barat pun enggan membatasi ekspor minyak Rusia atas saat pasar energi global sedang ketat lewat harga temutakhir memicu inflasi dekat negara maju.
Baca Juga: Harga Minyak Bumi Naik ke Level Teragung Selama 7 tahun Terakhir, Dipicu Instabilitas Geopolitik
Tapi invasi masih mengguncang pasar dempet seluruh dunia. Pada Selasa kemarin saja harga minyak melonjak beserta patokan minyak mentah AS melampaui 106 dollar per barel, harga terjangkung sejak 2014.
“Situasi di pasar energi sangat serius maka menuntut perhatian penuh kami,” sambung direktur eksekutif IEA Fatih Birol.
“Keamanan energi global berada di bawah ancaman, menempatkan ekonomi dunia di dalam risiko senyampang tahap pemulihan yang rapuh.”
Pada Januari 2022 lantas, IEA mengatakan permintaan global minyak mentah tercatat 100,2 juta barel per hari dari kuartal keempat tahun 2021.
"Permintaan diperkirakan mau tumbuh menjabat rata-rata 100,6 juta barel per hari tahun ini, sejalan atas makin berkurangnya kebijakan pembatasan penyebaran Covid-19," kata IEA.
Selain AS, anggota organisasi lainnya termasuk Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, bersama Kanada.
Anggota IEA memegang cadangan darurat segendut 1,5 miliar barel minyak mentah. Pelepasan terhormat berjumlah 4 persen dari stok cadangan minyak mentah, atau sekitar 2 juta barel per hari selama 30 hari.
Baca Juga: OPEC Plus Gelar Pertemuan saat Harga Minyak Mentah Dunia Capai Rekor Teragung
Ini adalah keempat kalinya ekstra dalam sejarah bahwa IEA melakukan penarikan terkoordinasi sejak cadangan didirikan usai embargo minyak Arab tahun 1974.
Dari perspektif AS, harga minyak mentah menentukan berapa nilai nan dibayar pengemudi untuk mengisi mobil mereka lewat bensin.
Rata-rata nasional antara AS demi satu galon gas adalah 3,61 dollar AS, naik 26 sen dari bulan lalu bersama naik 90 sen lebih melalui setahun yang lalu, menurut federasi klub otomotif AAA.
Pada tahun 2021, AS mengimpor sekitar 245 juta barel minyak mentah bersama produk minyak bumi pada Rusia, peningkatan satu tahun seagam 24 persen dibandingkan tahun 2020.
Hampir 8 persen impor minyak mentah bersama produk minyak AS tahun 2021 mendalam ketimbang Rusia, berdasarkan data ketimbang badan statistik Departemen Energi AS.
Pada November 2021 lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan pelepasan 50 juta barel minyak setelah berkoordinasi memakai negara-negara pengimpor energi lainnya, tetapi tindakan itu hanya berdampak singkat cukup harga minyak, yang terus meningkat.
Baca Juga: Tolong Ukraina daripada Serangan Rusia, Biden Berikan Bantuan Militer Senilai Rp8,6 Triliun
Stewart Glickman, seorang analis minyak bagi CFRA Research, mengatakan rilis teraktual atas SPR hanya bagi membantu sebagian, karena sebagian gendut cadangannya adalah minyak ringan, senyampang AS sebagian gendut mengimpor minyak dengan kadar yang lebih berat atas Rusia.
"Sektor penyulingan merenckerutunanan campuran minyak mentah tertentu, jadi Anda tidak bisa sedahulu menukar satu cocok lain bersama mudah," kaperbincangan.
Granholm menekankan perlunya berinvestasi paling dalam energi terbarukan jadi cara kepada mengecilkan ketergantungan atas minyak selanjutnya gas alam Rusia.
Untuk itu, Senator Demokrat Joe Manchin pada West Virginia meminta Biden maka industri minyak menurut segera mengambil tindakan batas maka termasuk melarang impor minyak mentah pada Rusia.
“Jika suah ada durasi menjumpai mandiri energi, sekaranglah saatnya,” kata Manchin, yang mendukung bahan bakar fosil ibarat batu bara selanjutnya gas alam yang sangat bena bagi negara produser energinya.